Benarkah Bunda Maria Lahir pada 8 September? #FaktaUnikKatolik
Setiap 8 September, Gereja semesta memperingati Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria. Lalu, benarkah Bunda Maria memang dilahirkan pada tanggal tersebut?
Mari menggalinya bersama Blog Peziarah Katolik...
Rasanya sedikit sekali yang diketahui tentang kelahiran Santa Perawan Maria, Bunda Tuhan kita, Yesus Kristus. Bahkan, dalam Alkitab pun tidak disebutkan secara khusus tentang kelahirannya.
Lalu, bagaimana kemudian Gereja merayakannya? Dan bagaimana asal mula pesta yang kita rayakan setiap tahun pada tanggal 8 September ini?
Mari simak 6 hal penting terkait perayaan liturgis ini...
1. Ditelusuri Hingga Abad Ke-6
Menurut Catholic Encyclopedia, sebagaimana disitir oleh aleteia.org, dikatakan bahwa,
“Dokumen paling awal yang memperingati pesta ini berasal dari abad keenam. St Romanus, penulis lirik gerejawi yang agung dari Gereja Yunani, menggubah untuknya sebuah himne ... Pesta itu mungkin berasal dari suatu tempat di Suriah atau Palestina pada awal abad keenam, ketika setelah Konsili Efesus, di bawah pengaruh ' Apokrifa,' kultus Bunda Allah sangat diintensifkan, terutama di Suriah.”
2. Dirayakan oleh Gereja Barat dan Timur
3. Diadopsi Ritus Latin
Pada awalnya perayaan ini ditemukan dalam kalender orang Kristen Timur. Lalu, dalam perkembangannya, Ritus Romawi mengadopsi pesta ini pada abad ke-7.
Beberapa mengklaim tanggal 8 September berasal dari penglihatan tertentu di Prancis. Gereja Angers di Prancis mengklaim bahwa St. Maurilius melembagakan pesta ini di Angers sebagai konsekuensi dari wahyu sekitar tahun 430.
Pada malam tanggal 8 September, seorang pria mendengar para malaikat bernyanyi di surga, dan menanyakan alasannya, mereka mengatakan kepadanya bahwa mereka bersukacita karena Perawan lahir pada malam itu.
Namun, ada sedikit bukti untuk mendukung legenda ini.
4. Dilahirkan pada Hari Sabat
Konon, menurut tradisi kuno Bunda Maria dilahirkan pada hari Sabat. Itu sebabnya hari Sabat atau Sabtu telah dipersembahkan oleh kesalehan umat beriman kepada Santa Perawan Maria. Hal ini merupakan sebuah devosi yang telah lama disetujui oleh Gereja.
5. Berhubungan dengan Perayaan Lainnya
Pada tahun 1854, pada 8 Desember, Paus Pius IX menyatakan Maria Dikandung Tanpa Noda sebagai ajaran iman/dogma dan kemudian Gereja merayakan Hari Raya Bunda Maria Dikandung Tanpa Noda setiap 8 Desember.
Kedua perayaan tersebut berhubungan erat. Jika kita hitung jarak dari 8 Desember (Hari Raya Bunda Maria Dikandung Tanpa Noda) ke 8 September berikutnya (Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria), maka jaraknya tepat 9 bulan, sama dengan periode kehamilan seorang ibu.
6. Hanya 3 Orang yang Kelahirannya Dirayakan oleh Gereja
Biasanya dalam pesta-pesta liturgi orang kudus, perayaannya diambil dari perayaan kematian mereka, yang bermakna tanggal lahir mereka dalam keabadian.
Nah, terdapat fakta penting dan menarik yang kita perlu ingat dan pahami adalah dalam Gereja hanya 3 (tiga) orang saja yang kelahirannya dirayakan dalam perayaan liturgis oleh Gereja, dan Bunda Maria adalah salah satunya.
Kedua sosok lainnya yang kelahirannya dirayakan oleh Gereja dalam perayaan liturgis tentu saja Tuhan kita Yesus Kristus (Hari Raya Natal, 25 Desember) dan St. Yohanes Pembaptis (setiap 24 Juni).
Hal ini semakin menunjukkan pentingnya keberadaan dan peran Bunda Maria dalam sejarah keselamatan.
Demikian Sobat Peziarah ulasan terkait dengan Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria ya! Semoga semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan kita, agar kita semakin mau mencintai kekayaan dan keindahan iman kita!
Selamat berziarah, Sobat Peziarah!
(wlt)
Comments
Post a Comment