Jamak kita lakukan, begitu mendapatkan sebuah berita duka, spontan kita berujar atau mengetik, "RIP.." atau "Rest in Peace.." Pernahkah kita bertanya, apa arti di balik ungkapan ini dan bagaimana asal mulanya?
Hari-hari ini begitu banyak berita duka kita yang kita terima seiring dengan memuncaknya pandemi Covid-19 di negeri kita ini. Tak terhitung mungkin berita duka yang kita terima dari keluarga, sahabat, teman, kolega atas kepergian orang-orang yang kita kasihi maupun kita kenal.
Ketika menerima berita dukacita itu, umumnya umat Katolik akan berujar atau mengetik, "Rest In Peace.." "RIP.."
Lalu, apa arti di balik ungkapan tersebut? Dari manakah asal mulanya? Mari simak ulasan Blog Peziarah Katolik kali ini..
1. Merupakan sebuah Doa Latin dalam Tradisi Katolik
Ternyata ungkapan "Rest In Peace..", atau "RIP..", bukanlah sekedar ungkapan belaka. Juga bukan ungkapan sembarangan.
Ungkapan ini ternyata adalah sebuah doa dalam tradisi Katolik lho, Sobat Peziarah! Ungkapan ini dimaksudkan untuk menjadi doa bagi orang yang telah meninggal agar mereka dapat mengalami istirahat abadi di Surga. Hal ini ada kaitannya dengan kepercayaan Gereja Katolik tentang api penyucian. Doa ini hingga kini sebenarnya tetap menjadi bagian sentral dari upacara pemakaman Katolik hingga hari ini.
Merasa belum pernah mendengarnya? Yuk dilanjutin dulu baca Blognya..
2. Berasal dari Bahasa Latin
 |
Sebuah batu nisan dari abad ke-7 di Narbonne, Prancis yang diawali dengan frasa "Requiescunt in Pace" |
Frasa "Rest In Peace..", atau "RIP.." sebenarnya berasal dari Bahasa Latin, "Requiescat in Pace" yang arti harfiahnya adalah "Beristirahatlah dalam Damai.."
Dalam Liturgi Gereja Katolik, khususnya Ibadat Pemakaman, frasa ini akan kita temukan dalam doa berikut:
Requiem æternam dona ei, Domine
℟. Et lux perpetua luceat ei:
℣. Requiescat in pace.
℟. Amen.
℣. Eternal rest, grant unto him/her, O LORD,
℟. And let perpetual light shine upon him/her.
℣. May he/she rest in peace.
℟. Amen.
℣. Istirahat yang abadi, anugerahkanlah kepadanya, ya Tuhan,
℟. Dan biarkan cahaya abadi menyinari dia.
℣. Semoga ia beristirahat dengan tenang.
℟. Amin.
Doa tersebut juga kerap dilantunkan dalam nyanyian, terutama dalam Misa Latin "Requiem". Biasanya dalam musik Gregorian. Komposer musik klasik besar seperti Bach dan Mozart bahkan juga menciptakan komposisi musik atas doa ini.
3. Telah ada sejak abad-abad awal Gereja
Ungkapan "Requiescat in Pace" ternyata telah ditemukan di beberapa batu nisan yang berasal dari abad kelima. Dan kemudian semakin berkembang luas digunakan sejak abad ke-18 di batu nisan umat Katolik.
4. Makna di Balik Ungkapan "Requiescat in Pace"
Ungkapan "Requiescat in Pace" ternyata memiliki makna yang sungguh mendalam. Ungkapan ini tidak hanya berarti bahwa orang tersebut meninggal dengan damai, tetapi juga mati bersatu dengan Kristus di dalam Gereja. Hal ini terkait dengan harapan mendasar yang dirindukan semua manusia: istirahat dan kedamaian, yang selalu menjadi kerinduan di hati umat manusia hingga mereka beristirahat dalam kedamaian abadi bersama Bapa Surgawi.
5. Dormit in Pace
Menarik untuk diketahui bahwa dalam katakombe orang-orang Kristen mula-mula kerap ditemukan frasa "Dormit in Pace" yang arti harfiahnya adalah "dia tidur dalam damai". Frasa ini dekat sekali dengan ungkapan "Requiescat in Pace", atau "Rest in Peace..", atau "RIP..", yang tentunya memiliki ungkapan harapan yang sama bagi mereka yang telah meninggal agar beristirahat dalam damai. Hal ini juga menunjukkan bahwa "mereka yang telah wafat dalam kedamaian Gereja, yang artinya, bersatu dalam Kristus."
6. Akarnya dalam Kitab Suci
Ungkapan "Requiescat in Pace", atau "Rest in Peace..", atau "RIP.." ternyata memiliki akarnya dalam Kitab Suci lho, Sobat Peziarah!
Berikut beberapa kutipan ayat Kitab Suci yang terkait dengan ungkapan doa dan harapan tersebut:
"..dan ia masuk ke tempat damai; orang-orang yang hidup dengan lurus hati mendapat perhentian di atas tempat tidurnya."
(lih. Yesaya 57:2)
"Tetapi engkau, pergilah sampai tiba akhir zaman, dan engkau akan beristirahat, dan akan bangkit untuk mendapat bagianmu pada kesudahan zaman."
(lih. Daniel 12:13)
Nah, demikianlah Sobat Peziarah sekalian beberapa hal yang ada di balik ungkapan "Requiescat in Pace", atau "Rest in Peace..", atau "RIP.." yang akhir-akhir ini mungkin semakin sering kita ungkapkan.
Semoga dengan ulasan dari Blog Peziarah ini, kita dapat mengungkapkannya dengan penuh kesadaran, dengan khusyuk, dengan penuh harap, sebagai bagian dari doa dan iman kita... "karena semua kita adalah peziarah..."
(wlt)
Terimakasih untuk artikel ini, memberi pemahaman di saat yang tepat.
ReplyDelete