Yuk Kenalan dengan Beberapa Orang Tua yang Menjadi Kudus!

Hari ini, 27 Agustus, Gereja merayakan Peringatan Wajib St. Monika, ibu dari St. Agustinus, yang peringatannya juga akan dirayakan oleh Gereja esok hari, 28 Agustus. 

Nah, bersama St. Monika, yuk kenali beberapa orang tua yang diakui Gereja sebagai orang kudus!

St. Monika dan St. Agustinus


St. Monika dikenang oleh Gereja sebagai sosok ibu yang begitu setia mendoakan dan mengupayakan agar puteranya, St. Agustinus menjadi pengikut Kristus dan bertobat dari semua keburukannya. St. Monika menjadi potret orang tua yang begitu mencintai anak-anaknya dan memperjuangkan iman mereka.

Pada akhirnya, setelah perjuangan yang tak kenal lelah, jelang akhir hidupnya, St. Monika memetik buahnya. St. Agustinus yang pada masa mudanya memiliki perangai yang buruk pada akhirnya bertobat dan dibaptis oleh St. Ambrosius, Uskup Milan. 

Pembaptisan St. Agustinus oleh St. Ambrosius, Uskup Milan yang disaksikan oleh ibunya, St. Monika


Kecerdasan St. Agustinus yang luar biasa pada akhirnya dipersembahkan bagi Bunda Gereja. Ia menjadi Uskup Hippo dan pengaruh dari pemikiran-pemikirannya masih dirasakan hingga sekarang dalam Gereja hingga ia pun diakui sebagai salah satu Pujangga Gereja. Tak hanya dalam Gereja, pemikiran St. Agustinus juga mempengaruhi dunia secara luas.

St. Agustinus, Uskup Hippo dan Pujangga Gereja


Dalam nuansa kenangan St. Monika, sosok orang tua yang kudus dan begitu luar biasa ini, mari kita kenali beberapa sosok orang tua dalam sejarah yang ternyata juga diakui kekudusannya oleh Gereja.


1. Santa Perawan Maria dan St. Yosef


Di tempat pertama tentu kita tidak boleh lupa dengan Santa Perawan Maria dan St. Yosef yang menjadi orang tua dan pendidik bagi Tuhan kita, Yesus Kristus. Bersama-sama ketiganya kita kenal dengan sebutan "Keluarga Kudus Nazareth" yang menjadi inspirasi dan teladan bagi semua keluarga kristiani. Bapa Yosef, sang bapa asuh Tuhan Yesus bahkan menjadi sosok santo pelindung dan teladan bagi para ayah.


2. St. Anna dan St. Yoakim


Kekudusan, ketaatan, dan kepasrahan Bunda Maria tentu tidak begitu saja hadir. Keteladanan dari St. Anna dan St. Yoakim tentu membentuk pribadi Bunda Maria untuk menjadi teladan bagi para ibu dan teladan bagi seluruh orang Katolik. Pendidikan yang diberikan dari St. Anna dan St. Yoakim pada akhirnya mempersiapkan gadis Maria yang berusia belasan tahun ini untuk mengungkapkan "Fiat"-nya untuk menjadi ibu dari Sang Penebus. Pergumulan sebagai Bunda Penebus tentu saja tak mudah sejak awal ia mengandung hingga wafatnya Sang Putera, Bunda Maria terus mengalami situasi-situasi yang sulit sebagaimana diramalkan oleh Simeon. Meski begitu, keteguhan Bunda Maria menjadi teladan bagi para Rasul dan kesetiaannya dimahkotai dengan indah oleh Allah Bapa.


3. St. Elisabeth dan St. Zakaria


Tak boleh kita lupakan pula pasangan kudus yang menjadi orang tua dari St. Yohanes Pembaptis, sang pembuka gerbang bagi karya pelayanan Kristus, dan pembuka gerbang Perjanjian Baru. St. Elisabeth yang telah divonis mandul pada akhirnya berkat Penyelenggaraan Ilahi dapat mengandung seorang bayi yang akan menjadi sosok penyeru pertobatan umat Israel. Ketika St. Elisabeth dikunjungi Bunda Maria, rahmat Allah pun melingkupinya hingga bayi dalam kandungannya pun melonjak kegirangan, dan terucaplah sebuah salam yang hingga kini kita doakan dalam Doa Salam Maria. 

St. Zakaria sendiri adalah seorang imam pelayan di Bait Allah yang menerima kunjungan Malaikat Gabriel yang memberitakan tentang kelahiran St. Yohanes Pembaptis meski ia kurang percaya hingga kemudian sempat bisu. Ia pun sembuh setelah menyampaikan pesan sang malaikat bahwa sang anak harus dinamai Yohanes.

Menarik untuk diketahui bahwa dalam tradisi umat Islam, St. Zakaria dan St. Yohanes Pembaptis pun dihormati sebagai salah satu dari ke-25 nabi, yakni sebagai nabi ke-22 dan ke-23.


4. St. Marie-Azélie "Zélie" Guérin Martin dan St. Louis Martin


Pasangan ini mungkin kurang kita kenal. Tetapi, jika mendengar nama puteri mereka, kita mungkin langsung mengenali. Pasangan ini adalah orang tua dari St. Theresia Lisieux atau St. Theresia dari Kanak-Kanak Yesus. 

St. Theresia dari Kanak-Kanak Yesus bersama kedua orang tuanya
yang juga menjadi Santo dan Santa

Meski mungkin masih belum terlalu dikenal, pasangan ini adalah pasangan suami-istri Katolik pertama yang secara bersama-sama digelari Santa dan Santo oleh Gereja.

Peristiwa Kanonisasi Pasangan Santo dan Santa Katolik Pertama pada 2015


Menarik untuk diketahui bahwa pasangan ini menjadi orang tua dari 9 (sembilan) orang putera dan puteri, yang mana 5 (lima) orang puteri mereka menjadi Suster, termasuk St. Theresia Lisieux yang dikanonisasi sebagai Santa pada 1925 oleh Paus Pius XI (setelah 2 tahun sebelumnya dibeatifikasi oleh Paus yang sama). Selain St. Theresia Lisieux, salah satu puteri mereka, yakni Marie Léonie ternyata telah digelari sebagai "Servant of God" atau "Hamba Allah" pada 2015, yang merupakan tahap paling awal untuk proses pergelaran kudus dalam Gereja Katolik.



Pasangan ini dinyatakan sebagai "Venerabilis" pada 26 Maret 1994 oleh Paus St. Yohanes Paulus II, lalu kemudian dibeatifikasi pada 19 Oktober 2008 oleh José Saraiva Kardinal Martins, utusan Paus Benediktus XVI di Basilika Saint Thérèse, Lisieux. Beatifikasi pasangan ini dilakukan berdasarkan sebuah mukjizat yang diakui Gereja yang dialami Pietro Schilir, seorang anak Italia yang sembuh dari penyakit paru-paru dengan perantaraan mereka. 

Selanjutnya, pada 7 Januari 2013, Carlos Osoro Sierra, Uskup Agung Valencia, memimpin pembukaan proses kanonik untuk menyelidiki penyembuhan pada 2008 yang dialami oleh seorang gadis bernama Carmen, yang lahir di Valencia empat hari sebelum Louis dan Zélie dibeatifikasi. Berkaitan dengan hal ini, 8 (delapan) orang dokter bersaksi bahwa tidak ada penjelasan ilmiah untuk kesembuhannya dan berdasarkan hal itu akhirnya lengkap sudah persyaratan untuk mengkanonisasi pasangan ini dan keduanya pun dikanonisasi sebagai Santo dan Santa pada 18 Oktober 2015 oleh Paus Fransiskus.



5. Santa Nonna dari Nazianze 


Tentu nama ini kurang akrab di telinga kita. Sosok ini adalah istri dari Gregorius dari Nazianze yang Tua, dan ibu dari Gregorius Sang Teolog, Caesarius, dan Gorgonia. Dahulu ia tinggal di Kapadokia, sebuah provinsi Kekaisaran Romawi yang saat ini terletak di wilayah Turki.

Setelah menikah, St. Nonna mempertobatkan suaminya Gregorius menjadi Kristen setelah sebelumnya sempat menjadi anggota Hypsistarians, sekte Yahudi-pagan yang menyembah Hypsistos, Tuhan "Yang Maha Tinggi". 

St. Nonna adalah ibu dari 3 (tiga) orang anak, yang masing-masing kemudian menjadi orang kudus, yang paling terkenal tentu saja adalah St. Gregorius dari Nazianze, salah satu Pujangga Gereja yang juga dihormati sebagai orang kudus di Gereja Timur.


6. Beata Jane dari Aza


Nama ini mungkin juga kurang familiar bagi kita. Kita memang lebih mengetahui salah satu puteranya yang menjadi santo dan menjadi pendiri dari Ordo Dominikan. Betul sekali! Beata Jane ini adalah ibu dari St. Dominikus, bapa pendiri Ordo Dominikan. Selain St. Dominikus, seorang puteranya pun bergelar Beato, yakni Beato Mannes.

Jane lahir dari keluarga d'Aza terkemuka dan kemudian menikah dengan Felix de Guzman. Tiga dari anak-anak mereka menghabiskan hidup mereka dalam pelayanan Gereja: Antonius, Mannes dan Dominikus. Sebuah sumber awal menggambarkannya sebagai “berbudi luhur, suci, bijaksana, dan penuh belas kasih bagi yang miskin dan yang menderita; di antara semua wanita di wilayah itu, dia menonjol karena reputasinya yang baik.”

Menurut tradisi, Jane bermimpi sebelum pembuahan putranya di mana dia melihat seekor anjing berlari melintasi dunia menyalakan segalanya dengan obor yang menyala. Terganggu oleh mimpi ini, dia pergi untuk berdoa di Biara Benediktin San Domingo de Silos, yang terletak di lembah yang menyenangkan sekitar 20 mil di utara Caleruega. 

Mimpi ini memang memiliki aspek nubuatan. Di kemudian hari memang St. Dominikus memang menyalakan dunia dengan kebenaran suci melalui khotbah dan pengajaran yang lahir dari kehidupan doa yang penuh dedikasi, cinta akan Firman Tuhan, dan hasrat yang membara untuk mendapatkan jiwa bagi Kristus. Dipercaya secara luas bahwa kepekaan St. Dominikus yang tajam terhadap penderitaan orang lain, yang ia tunjukkan sejak kecil, diperoleh dari ibunya, yang, meskipun dari keluarga bangsawan, dikenal karena belas kasihnya terhadap orang miskin dan membutuhkan. Darinya St. Dominikus juga memperoleh kebiasaan berdoa.



Sobat Peziarah sekalian, itulah profil beberapa orang tua yang oleh Gereja juga diakui menjadi orang kudus. Bisa jadi ada lagi di luar nama-nama itu. Boleh banget kalau tahu informasi profil orang tua lain yang diakui kudus oleh Gereja untuk dibagikan juga ya!

Menarik untuk disimak bahwa pada pengalaman beberapa orang tua yang kudus, tak jarang anak-anak mereka pun kudus. Hal ini mungkin akan mengingatkan kita pada apa yang disampaikan oleh Venerabilis Patrick Payton, "keluarga yang berdoa bersama, tetap bersama.."

Kekudusan sejatinya dirintis dari keluarga kita, Sobat Peziarah. Jadi, jangan menolak ya kalau diajak berdoa bersama dengan orang tua.. Atau, boleh juga lho mengajak orang tua atau saudara untuk memulai kebiasaan-kebiasaan rohani bersama-sama sebagai keluarga, seperti berdoa bersama, berziarah bersama, atau Misa bersama.

Yuk menjadi kudus bersama keluarga kita!

Juga, jangan lupa bersama St. Monika mari doakan ibu kita masing-masing dan keluarga kita ya!

Proficiat bagi Sobat Peziarah yang merayakan Pesta Nama St. Monika dan St. Agustinus ya!

St. Monika dan St. Agustinus, doakanlah kami....



(wlt)

Comments

Popular posts from this blog

Misteri 153 Ikan dalam Penampakan Yesus

Di Balik Ungkapan "RIP"

Benarkah Bunda Maria Lahir pada 8 September? #FaktaUnikKatolik