Ternyata Ini Lho 7 Hal di Balik Hari Komunikasi Sedunia oleh Gereja!
Sejak tahun 1967 hingga saat ini, pada hari Minggu setelah Hari Raya Kenaikan Yesus ke Surga, Gereja selalu memperingatinya sebagai "Hari Komunikasi Sedunia" tepat pada Minggu Paskah terakhir sebelum Hari Raya Pentakosta yang menutup Masa Paskah.
Mari kulik 7 hal di balik Hari Komunikasi Sedunia yang selalu dirayakan Gereja setiap tahunnya dalam Blog Peziarah kali ini...
1. Tonggak Sejarah Penting Bermula pada Konsili Vatikan II
Cercah cahaya itu bermula pada 4 Desember 1963, beberapa tahun sebelum kemudian Gereja mencetuskan dan mulai merayakan setiap tahunnya, Hari Komunikasi Sedunia. Tanggal itu menandai tonggak penting dalam hubungan antara Gereja dan media. Pada hari itu, pada sesi penutupan periode kedua Konsili Vatikan II, para Bapa Gereja memberikan suara dan menyetujui Dekrit "Inter Mirifica" tentang Media Komunikasi Sosial.
Inilah pertama kalinya Gereja dalam sejarahnya mendefinisikan apa arti 'komunikasi sosial'. Membicarakan tentang Komunikasi Sosial sebagai alat untuk misi fundamental Gereja dalam momentum Konsili Ekumenis (Konsili Vatikan II) memang merupakan waktu yang tepat karena memungkinkan implementasi pewartaan Injil, Kabar Baik, dalam dunia media massa yang berkembang pesat dan cepat sebagai alat-alat evangelisasi dalam pelayanan Gereja.
Demikianlah, sejak 4 Desember 1963, melalui Dekrit "Inter Mirifica", komunikasi sosial secara resmi menjadi bagian dari program penjangkauan dan pengajaran Gereja Katolik.
2. Paus St. Paulus VI Mencetuskan Perayaanya pada 1967
Kurang dari 2 (dua) tahun pasca berakhirnya Konsili Vatikan II, Paus St. Paulus VI mencetuskan perayaan Hari Komunikasi Sedunia. Perayaan ini untuk pertama kalinya dirayakan pada 7 Mei 1967 dengan tema "Gereja dan Komunikasi Sosial".
Secara khusus, Paus dalam pesannya tersebut mengundang putra-putri Gereja, beserta semua orang yang terlibat dalam dunia komunikasi sosial, serta semua orang yang baik untuk merefleksikan peluang dan tantangan yang diberikan oleh sarana komunikasi sosial modern, yakni pers, gambar gerak, radio, televisi dan internet, kepada Gereja untuk mengkomunikasikan pesan Injil.
3. Mengapa dirayakan setiap tahun?
Dalam Pesan Hari Komunikasi Sedunia I, Paus St. Paulus VI menyatakan bahwa,
"Gereja, menyadari "bahwa dia benar-benar dan erat terkait dengan umat manusia dan sejarahnya", berharap melalui inisiatif ini, yang diusulkan oleh Konsili Ekumenis Vatikan II, untuk menarik perhatian anak-anaknya dan semua orang yang baik akan fenomena luas dan kompleks sarana modern komunikasi sosial, seperti pers, film, radio dan televisi, yang merupakan salah satu catatan paling khas dari peradaban modern."
Oleh karena itu, selaras dengan apa yang dimulai oleh Paus St. Paulus VI, para Paus penerus beliau senantiasa berusaha pula untuk setiap tahunnya mengundang Gereja untuk merefleksikan kembali peluang positif yang diberikan media komunikasi untuk memperkaya kehidupan manusia dengan nilai-nilai kebenaran, keindahan dan kebaikan, tetapi juga kemungkinan efek negatif dari penyebaran nilai-nilai yang kurang luhur dan menekan pikiran dan hati nurani dengan banyaknya daya tarik yang kontradiktif.
Dorongan itu sebenarnya juga telah terefleksikan sejak Konsili Vatikan II, dimana Gereja telah menyadari bahwa ia harus terlibat sepenuhnya dengan dunia modern. Aspirasi ini terungkap dalam pembukaan Konstitusi Pastoral "Gaudium et Spes" tentang Gereja di Dunia Modern, yang berbunyi:
“Sukacita dan harapan, duka dan derita orang-orang di zaman kita, terutama mereka yang yang miskin atau menderita dengan cara apa pun, adalah sukacita dan harapan, kesedihan dan penderitaan para pengikut Kristus juga."
Artinya, dengan Perayaan Hari Komunikasi Sedunia, meminjam perkataan Paus St. Paulus VI dalam Pesan Hari Komunikasi Sedunia I,
"Gereja juga, ingin memberikan kontribusinya sendiri bagi perkembangan tertib dunia komunikasi sosial: kontribusi inspirasi, dorongan, nasihat, bimbingan dan kerja sama."
4. Lalu, Apa Kontribusi Gereja dalam Komunikasi Sosial?
Sebagai panduan sekaligus inspirasi, setelah Dekrit "Inter Mirifica" tentang Media Komunikasi Sosial (4 Desember 1963), salah satu dari 16 dokumen yang dihasilkan oleh Konsili Vatikan II dan memberikan dasar-dasar doktriner tentang penggunaan alat-alat komunikasi sosial, Gereja telah menghasilkan beberapa dokumen penting yang berkaitan dengan komunikasi sosial, misalnya:
(1) Communio et Progressio (1971) yang adalah sebuah Instruksi Pastoral tentang alat-alat Komunikasi Sosial yang diterbitkan sesuai arahan Konsili Ekumenis Vatikan II. Dokumen yang diselesaikan dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun ini adalah lampiran resmi yang memperluas dan menerapkan prinsip-prinsip doktriner da instruksi-instruksi pastoral dari Dekrit "Inter Mirifica" tentang Media Komunikasi Sosial,
(2) Aetatis Novae (1992) yang memberikan tambahan pedoman pastoral dengan rencana pastoral konkret tentang media komunikasi dari dokumen "Communio et Progressio" untuk menanggapi tanda-tanda zaman setelah 20 (dua puluh) tahun pasca "Communio et Progressio".
(3) Gereja dan Internet (2002) yang merupakan analisis tentang peluang dan tantangan yang dihadirkan Internet untuk penginjilan. Dokumen ini menyajikan analisis pemahaman tentang apa itu internet serta pengaruhnya terhadap agama, khususnya Gereja, dan membuat rekomendasi untuk tindakan Gereja, bagaimana menyikapinya dengan tepat peluang dan tantangan dari dunia internet itu. Semua orang dari segala lapisan di dalam Gereja hendaknya menggunakan internet secara kreatif untuk melaksanakan tanggung jawabnya dan juga untuk membantu melaksanakan tugas perutusan Gereja.
(4) Etika di Internet (2002) yang memberikan pedoman etis bagaimana kita menggunakan internet dengan baik dan benar agar selaras dengan maksud karya penyelamatan Allah.
(5) Perkembangan Cepat (2005) yang adalah Surat Apostolik yang ditujukan oleh Paus St. Yohanes Paulus II kepada para penanggung jawab komunikasi sosial.
Selain itu, Gereja pun setiap tahunnya mengeluarkan Pesan Hari Komunikasi Sedunia yang ditulis oleh para Paus, termasuk pada 2021.
5. Gereja Tidak Hanya Memberi Dokumen!
Tidak hanya memberikan panduan dan inspirasi, Gereja sendiri terjun dalam dunia komunikasi.
Tahta Suci Vatikan sendiri telah memiliki berbagai media komunikasi, entah itu kantor berita, televisi, radio, website, beberapa akun media sosial, dan lain sebagainya, dan senantiasa memperbaharuinya sesuai tuntutan zaman.
Misalnya, website resmi Vatikan, yakni www.vatican.va telah mulai mengudara sejak Hari Raya Natal pada 1995. Sebelumnya, pada tahun tersebut, Tahta Suci Vatikan melalui Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial juga mengembangkan ".va" sebagai domain level teratas kode negara Internet (ccTLD) dan kemudian digunakan untuk berbagai situs resmi Tahta Suci Vatikan.
Website tersebut kemudian diperbaharui pada 28 Juni 2011. Menariknya, ketika itu, Paus Benediktus XVI mengumumkan peluncuran situs web baru Vatikan melalui akun Twitter Vatikan yang telah dirintis sejak Maret 2010. Partisipasi Gereja di Twitter pun tidak hanya terbatas pada akun resmi media Vatikan saja, tetapip kemudian pada 3 Desember 2012, akun Twitter Paus @Pontifex ditayangkan dalam tujuh bahasa dan memiliki ribuan pengikut dalam hitungan menit.
Cerita di balik itu telah diulas lebih dalam pada Podcast Peziarah Episode 94: Serba-Serbi Paus Emeritus Benediktus XVI (Segmen Ziarah Tokoh) yang dapat didengarkan melalui Spotify Podcast Peziarah maupun Anchor Podcast Peziarah.
Selanjutnya, sebuah langkah besar telah diambil oleh Paus Fransiskus pada 27 Juni 2015 dengan Motu Proprio yang mendirikan Sekretariat Komunikasi, yang sekarang menjadi Dikasteri untuk Komunikasi Kuria Romawi yang ditugaskan untuk mengelola: Kantor Pers Takhta Suci, Layanan Internet Vatikan, Radio Vatikan, Pusat Televisi Vatikan, L'Osservatore Romano, Mesin Cetak Vatikan, Layanan Foto, Website Vatikan, Twitter @pontifex, Instagram @franciscus, Instagram @vaticannews, dan Rumah Penerbitan Vatikan.
Dikasteri ini kemudian mengembangkan "Vatican Media" dengan semangat "multi-bahasa, multi-budaya, multi-saluran, multi-media dan multi-perangkat", yang menyatukan produksi video dari Pusat Televisi Vatikan, produksi audio Radio Vatikan dan gambar yang dihasilkan oleh Layanan Fotografi L’Osservatore Romano guna mendistribusikan semua materi audiovisual untuk penyiar nasional dan internasional terkait dengan acara resmi Bapa Suci dan Takhta Suci, serta isi katalog dan arsip.
Menarik untuk diketahui bahwa Radio Vatikan sendiri pertama kali ditransmisikan pada 12 Februari 1931 yang dikembangkan oleh Guglielmo Marconi, fisikawan, peraih Nobel, dan penemu radio atas permintaan Paus Pius XI.
![]() |
Momen transmisi pertama "Radio Vaticana" pada 12 Februari 1931, 90 tahun lalu. Tampak dalam gambar, Paus Pius XI (kanan) dan Guglielmo Marconi (kiri). |
6. Apa Pesan Paus Fransiskus dalam Hari Komunikasi Sedunia 2021?
Untuk merayakan Hari Komunikasi Sedunia yang ke-55 pada tahun ini, Paus Fransiskus menyampaikan Pesan Hari Komunikasi Sedunia ke-55 yang berjudul "Datang dan Lihatlah!"
Dalam pesannya, Paus Fransiskus mengundang kita untuk berkomunikasi dengan menjumpai orang lain apa adanya, dengan jelas dan jujur, baik dalam dunia jurnalistik, di internet, khotbah harian Gereja, dalam politik atau di dunia komunikasi sosial.
Beliau juga mengingatkan bahwa kita semua dipanggil untuk menjadi saksi kebenaran: untuk pergi, melihat, dan berbagi sebagaimana iman komunikasi dikomunikasikan untuk pertama kalinya di tepi Sungai Yordan dan Danau Galilea.
Para pegiat komunikasi sosial juga diundang untuk "menghabiskan sol sepatu", untuk turun ke jalan agar tidak terjebak pada risiko pemberitaan yang hanya dirancang di depan komputer, di ruang redaksi, di jejaring sosial, tetapi memiliki jurang pemisah yang jauh dari kebenaran di lapangan.
Secara khusus, dalam pesannya, Paus juga menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada para wartawan, pekerja film, editor, sutradara, dan pegiat jurnalisme profesional lainnya yang berani menceritakan realitas dan mengungkapkan kebenaran meski penuh risiko.
Paus juga mengingatkan tentang peluang dan jebakan di internet, di website, yang semakin membutuhkan kemampuan kita untuk membedakan dan bertanggung jawab dalam memanfaatkan sarana, ketimbang mempermasalahkan sarana.
Akhirnya, Paus Fransiskus menggaris bawahi kembali bahwa dalam komunikasi tidak ada yang bisa sepenuhnya menggantikan "melihat" secara pribadi dan itulah yang sebenarnya menjadi daya tarik kuat Yesus, tatapan, sikap, keheningan, yang memperkuat kebenaran dalam khotbah dan pengajaranNya sehingga rantai komunikasi "perjumpaan" itu mampu mengkomunikasikan daya tarik iman Kristen hingga lebih dari 2000 tahun. Maka, mari kita berkomunikasi dengan menjumpai orang-orang di manapun mereka berada dan sebagaimana adanya.
7. Beato Lolo sebagai Model dalam Hari Komunikasi Sedunia 2021
Pada Hari Komunikasi Sedunia ke-55 ini, Paus Fransiskus tidak hanya menyampaikan pesan tertulis saja, tetapi menghadirkan seorang teladan bagi kita, yakni Beato Manuel Lozano Garrido yang ketika masih hidup di dunia akrab disapa "Lolo" bahkan mengutip salah satu pesannya kepada rekan-rekannya sesama wartawan, yang selaras dengan semangat "Datang dan Lihatlah!",
"Buka mata Anda dengan takjub terhadap yang Anda lihat, dan biarkan tanganmu merasakan kesegaran dan vitalitas, sehingga ketika orang lain membaca apa yang Anda tulis, mereka akan menyentuh denyut kehidupan yang ajaib"
Mengapa Paus Fransiskus menawarkan teladan dari seorang jurnalis pertama yang dibeatifikasi sebagai Beato yang semasa hidupnya menjadi jurnalis meski lumpuh? Mari kita lihat profilnya...
Ketika hidup di dunia, Beato Lolo adalah seorang jurnalis dan penulis Katolik berkebangsaan Spanyol yang lahir di Linares pada 9 Agustus 1920. Ia memiliki 7 (tujuh) saudara laki-laki dan seorang saudari perempuan bernama LucÃa.
Pada 1936, ketika Perang Saudara Spanyol meletus, ayahnya telah meninggal dan dia tinggal bersama tujuh saudara laki-laki dan saudara perempuannya. Manuel mengemban tugas mendistribusikan Ekaristi di antara penduduk desa sampai dia ditangkap. Pada usia 22 tahun ia menjadi tentara tetapi masih pergi setiap pagi untuk mengikuti Perayaan Ekaristi. Ia mulai menderita spondilitis sehingga ia meninggalkan posisinya sebagai tentara karena kesehatan yang buruk dan pada tahun berikutnya ia mengalami lumpuh total.
Meskipun Manuel menjalani sisa hidupnya di kursi roda dan kesakitan yang hampir terus-menerus, ia berhasil mengejar karir sebagai jurnalis, menulis ratusan artikel untuk beberapa publikasi. Dia juga menulis 9 (sembilan) buku, yang dipersembahkannya untuk saudari perempuannya, LucÃa. Meskipun demikian, ia juga mempertahankan dedikasinya yang kuat pada Ekaristi, bahkan mendapatkan izin dari uskup lokalnya untuk memiliki altar di rumahnya sehingga dia dapat mengikuti Perayaan Ekaristi.
Menarik bahwa ia meletakkan mesin ketiknya di depan altar di rumahnya itu ketika ia bekerja dengan harapan untuk menempatkan mesi ketik dan karya-karya jurnalismenya di bawah perlindungan dan bimbingan Yesus Kristus.
Pada 1956 ia mendirikan majalah "Sinai" untuk orang sakit. Ia pun sempat bepergian bersama dengan saudari perempuannya ke Lourdes pada 1958.
Namun, yang menyedihkan adalah pada tahun 1962 ia harus mengalami kehilangan penglihatannya. Meskipun demikian Lolo tetap melanjutkan tulisan-tulisannya.
Akhirnya, setelah mengalami pergulatan yang panjang, Manuel pun meninggal pada 3 November 1971 di usia 51 tahun.
Berpuluh tahun berselang, yakni pada 19 Desember 2009, Paus Benediktus XVI mengesahkan pengakuan mukjizat yang dikaitkan dengan perantaraan Manuel dalam penyembuhan Rogelio de Haro Sagra (berusia 2 tahun) pada tahun 1972 yang menderita kegagalan organ multipel karena sepsis Gram-negatif. Dengan pengakuan ini, Manuel pun dibeatifikasi pada 12 Juni 2010 di kota kelahirannya, Linares. Uskup Agung Angelo Amato memimpin perayaan itu atas nama Paus.
Sebagai jurnalis pertama yang dibeatifikasi oleh Gereja, ia pun ditetapkan sebagai pelindung jurnalis. Pestanya dirayakan oleh Gereja setiap 3 November.
Demikian Sobat Peziarah hal-hal yang perlu kita ketahui tentang Hari Komunikasi Sedunia yang selalu dirayakan Gereja setiap tahunnya pada Minggu Paskah setelah Hari Raya Kenaikan Yesus.
Semoga Blog Peziarah kali ini dapat membantu kita memaknai dan merayakan tradisi Gereja ini ya!
Menutup Blog Peziarah kali ini, mari kita doakan bersama sebuah doa dari Paus Fransiskus dalam Pesan Hari Komunikasi Sedunia ke-55:
Tuhan, ajarilah kami untuk keluar dari diri kami sendiri,
dan pergi mencari kebenaran.
Ajarilah kami untuk pergi dan melihat,
Ajarilah kami untuk mendengarkan,
Untuk tidak menumbuhkan prasangka
Untuk tidak menarik kesimpulan terburu-buru.
Ajarilah kami untuk pergi ke tempat
di mana tidak seorang pun ingin pergi.
Untuk mengambil waktu agar memahami,
Untuk memperhatikan hal-hal yang penting,
Untuk tidak terganggu oleh hal-hal yang tidak berguna,
Untuk membedakan penampilan menipu dari kebenaran.
Berilah kami rahmat untuk mengenali tempat tinggalMu di dunia
Dan untuk mengatakan dengan jujur apa yang telah kami lihat.
Amin.
(wlt)
Comments
Post a Comment