Yakin Sudah Paham dengan Pentakosta? Coba Simak 9 Fakta dan Catatan Penting Ini!

Bagaimana Hari Raya Pentakosta terjadi dalam Gereja? Apa yang sebenarnya terjadi ketika itu? Dan apa artinya bagi kita hari ini? 

Berikut adalah 9 fakta dan catatan yang penting untuk diketahui dan dibagikan...



1. Arti Nama "PENTAKOSTA"

Ada yang menyebutnya "Pentekosta", ada pula yang menyebutnya dengan "Pantekosta", dan ada yang menyebutnya dengan "Pentakosta". Mana yang benar? Tentu saja "PENTAKOSTA"

Mengapa "PENTAKOSTA"? Karena kata ini berasal dari kata Yunani, "kelima puluh" (Pentacoste). Alasannya adalah Pentakosta adalah "hari kelima puluh" (Yunani, Pentacoste Hemera) setelah Minggu Paskah (pada kalender Kristen).

Nama ini mulai digunakan dalam periode Perjanjian Lama akhir dan diwarisi oleh penulis Perjanjian Baru.


2. Kapan Hari Raya Pentakosta Dirayakan?

Kaca Patri bergambar "Roh Kudus" di Basilika St. Petrus

Pentakosta selalu dirayakan pada hari ke-50 setelah Hari Raya Paskah, Hari Raya Kebangkitan Yesus, dan hari kesepuluh setelah Hari Raya Kenaikan Yesus ke Surga. Karena Hari Raya Paskah adalah hari raya yang senantiasa bergeser tanpa tanggal yang tetap, dan perhitungan waktu perayaan Hari Raya Pentakosta bergantung pada waktu Hari Raya Paskah, maka Hari Raya Pentakosta dapat jatuh di mana saja antara 10 Mei dan 13 Juni.

Sehari sesudah Hari Raya Pentakosta, Gereja pun merayakan Peringatan Wajib Santa Perawan Maria, Bunda Gereja (Beata Mariae Virginis, Ecclesiae Matris). Peringatan yang berangkat dari devosi kuno Gereja ini ditetapkan perayaannya yang lebih pasti oleh Paus Fransiskus pada 2018 lalu. Hal ini dilakukan untuk mendorong pertumbuhan rasa keibuan Gereja dalam diri para pastor, kaum religius, dan umat beriman, serta pertumbuhan rasa hormat sejati kepada Maria sebagaimana yang telah berkembang dari pemikiran St. Agustinus, Paus St. Leo Agung, dan Paus St. Paulus VI.


Dari persiapan perayaan ini pulalah umat Katolik mendapatkan konsep "Novena", doa selama sembilan hari doa, karena dalam Kisah Para Rasul Bab 1, Bunda Maria dan para Rasul berdoa bersama "terus-menerus" selama sembilan hari setelah Kenaikan menjelang Pentakosta. Secara tradisional, Gereja mendoakan Novena kepada Roh Kudus pada hari-hari sebelum Pentakosta.


3. Berasal dari Hari Raya Yahudi?

Pentakosta memiliki "paralelnya" dalam tradisi Yahudi, umat Perjanjian Lama. Mereka memiliki Hari Raya Pentakosta (Ibrani: חַג הַשָּׁבוּעוֹת - KHAG SHAVUOT) yang dirayakan pada hari kelima puluh sesudah Hari Raya Paskah - פֶּסַח - PESAKH, bertepatan waktunya dengan hari raya tuaian; pada hari itu, sehabis "tujuh minggu" (inilah kira-kira waktu penuaian) dipersembahkan "hasil pertama bumi"; inilah pesta "buah-buah pertama", hari raya ketujuh minggu.

Shavuot memperingati hari dimana Allah memberikan Taurat kepada seluruh bangsa Israel yang berkumpul di Gunung Sinai, meskipun hubungan antara pemberian Taurat (Matan Torah) dan Shavuot tidak secara eksplisit tertulis di dalam teks Alkitab.

Secara tradisi perayaan ini hari raya ini adalah salah satu dari שָׁלוֹשׁ רְגָלִים - SHALOSH REGALIM, 3 (tiga) Festival Ziarah yang wajib dilaksanakan di Bait Allah di Yerusalem (lih. Ul 16:16), yang meliputi: (1) Hari Raya Paskah (פֶּסַח - PESAKH, 15 Aviv/ Nissan), (2) Hari Raya Pentakosta/Hari Raya Tujuh Minggu (חַג הַשָּׁבוּעוֹת - KHAG SHAVUOT), dan (3) Hari Raya Tabernakel (סֻכּוֹת - SUKOT atau Hari Raya Pondok Daun)

Hari Raya Tujuh Minggu ( חג שבועות atau חַג שָׁבֻעֹת - KHAG SHAVU'OT) ini disebut juga Hari Raya Menuai dan Hari Raya Bungaran (lih. Kel 23:16; 34:22; Bil 28:26). Kemudian, hari itu dikenal sebagai Hari Raya Pentakosta karena dirayakan pada hari ke-50 dihitung dari Hari Sabat permulaan Hari Raya Paskah. Hari ini ditandai dengan perkumpulan kudus dan mempersembahkan korban-korban.


4. Apa yang Dirayakan dalam Hari Raya Pentakosta dalam Perjanjian Baru?



Datangnya Roh Kudus, yang dijanjikan oleh Yesus kepada para RasulNya dalam Injil Lukas (lih. Luk 24:46-49), maupun Injil Yohanes (lih. Yoh 16:7-15).


5. Bagaimana Roh Kudus dilambangkan dalam peristiwa Hari Pentakosta?



Dengan melihat apa yang dituliskan dalam Kisah Para Rasul 2: 1-11, kita melihat terdapat 2 (dua) simbol Roh Kudus yang terkenal yang juga menggambarkan karya dan aktivitasnya, yakni: Angin dan Api.

Angin adalah simbol dasar Roh Kudus yang berasal dari kata Yunani untuk "roh" (pneuma) yang juga berarti "angin" dan "nafas". Meskipun istilah yang digunakan untuk "angin" dalam perikop ini adalah "pnoe" (istilah yang berkaitan dengan pneuma), kita diharapkan dapat memahami hubungan antara "angin kencang" dan "Roh Kudus".

Mengenai simbol "Api", Katekismus Gereja Katolik Nomor 696 mencatat demikian:

"Sementara air melambangkan kelahiran dan kesuburan kehidupan yang dianugerahkan dalam Roh Kudus, api melambangkan daya transformasi perbuatan Roh Kudus. 

Nabi Elia, yang "tampil bagaikan api dan perkataannya bagaikan obor yang menyala" (Sir 48:1), dengan perantaraan doanya menarik api turun atas kurban di gunung Karmel Bdk. 1 Raj 18:38-39.- lambang api Roh Kudus yang mengubah apa yang Ia sentuh. 

Yohanes Pembaptis, yang mendahului Tuhan "dalam roh dan kuasa Elia" (Luk 1:17) mengumumkan Kristus sebagai Dia, yang "akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api" (Luk 3:16). 

Mengenai Roh ini Yesus berkata: "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapa Aku harapkan, api itu telah menyala" (Luk 12:49). 

Dalam "lidah-lidah seperti api" Roh Kudus turun atas para Rasul pada pagi hari Pentakosta dan memenuhi mereka (Kis 2:3-4). Dalam tradisi rohani, lambang api ini dikenal sebagai salah satu lambang yang paling berkesan mengenai karya Roh Kudus (bdk. Yohanes dari Salib, llama..) "Janganlah padamkan Roh" (1 Tes 5:19)."


6. Apakah ada hubungan antara "lidah-lidah" ​​api (tongues) dan berbicara dalam "bahasa-bahasa" lainnya (tongues)?



Untuk kedua terminologi tersebut, akar katanya sama dalam bahasa Yunani, yakni, "glossai", dan kita diharapkan dapat memahami hubungannya.

Kata "lidah" ​​digunakan untuk menandakan api individu, semangat individu, dan bahasa individu.

Dalam Kisah Para Rausl, dikisahkan bahwa "lidah-lidah seperti nyala api" "tongues as of fire" (yaitu, api individu) bertebaran dan hinggap pada para Rasul, sehingga memberdayakan mereka untuk secara ajaib berbicara dalam "bahasa lain" ("other tongues").

Inilah hasil dari tindakan Roh Kudus yang mengubahkan, yang mentransformasi, yang ditandai dengan api.



7. Apa arti Hari Raya Pentakosta bagi kita?


Sebagai salah satu perayaan terpenting dalam kalender liturgi Gereja, Hari Raya Pentakosta memiliki makna yang amat kaya. Berikut bagaimana Paus Benediktus XVI merangkum maknanya pada 2012:

"Hari Raya ini membuat kita mengingat dan menghidupkan kembali pencurahan Roh Kudus pada para Rasul dan murid lainnya yang berkumpul dalam doa bersama Perawan Maria di Ruang Atas (lih. Kis 2: 1-11).

 

Yesus, yang bangkit dan naik ke Surga, mengirimkan Roh-Nya ke Gereja sehingga setiap orang Kristen dapat berpartisipasi dalam kehidupan ilahi mereka sendiri dan menjadi saksi yang sah di dunia.

 

Roh Kudus, mendobrak sejarah, mengalahkan kekeringan, membuka hati untuk berharap, merangsang dan menumbuhkan dalam diri kita kedewasaan batin dalam hubungan kita dengan Tuhan dan dengan sesama kita."


8. Selamat Ulang Tahun, Gerejaku!



Tepat setelah peristiwa Pentakosta, Rasul St. Petrus, yang diilhami oleh Roh Kudus, mengkhotbahkan homili pertamanya kepada orang Yahudi dan orang tidak percaya lainnya. Ia membuka Kitab Suci Perjanjian Lama dan menunjukkan bagaimana Nabi Yoel menubuatkan peristiwa dan kedatangan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Ia juga mengatakan kepada orang-orang bahwa Yesus yang mereka salibkan adalah Tuhan dan telah dibangkitkan dari antara orang mati (lih Kis 2:14-36). 

Khotbah Rasul St. Petrus itu membuat hati mereka sangat terharu (lih. Kis 2:37). Dan, ketika mereka bertanya apa yang harus mereka lakukan, Rasul St. Petrus mendesak mereka untuk bertobat dari dosa-dosa mereka dan memberikan diri untuk dibaptis (lih. Kis 2:37-40). Menurut catatan di dalam Kisah Para Rasul, sekitar 3.000 orang dibaptis setelah mendengarkan khotbah Rasul St. Petrus tersebut (lih. Kis 2:41).

Untuk alasan itulah, Hari Raya Pentakosta dianggap sebagai Hari Lahir Gereja. Rasul St. Petrus, Paus pertama, berkhotbah untuk pertama kalinya dan mempertobatkan ribuan orang percaya baru. Para Rasul dan orang percaya, untuk pertama kalinya, dipersatukan oleh bahasa yang sama, dan semangat dan tujuan yang sama untuk pergi dan memberitakan Injil, Kabar Sukacita tentang Yesus Kristus.


9. Pentakosta, Whitsunday, dan Pascha Rosatum

Di beberapa bagian dunia, Pentakosta juga disebut sebagai "Whitsunday", atau Minggu Putih. Istilah ini mengacu pada praktik dalam Gereja mula-mula yang menjadikan perayaan Pentakosta mirip dengan Malam Paskah (Vigili Paskah). Terdapat perayaan yang disebut sebagai "Malam Whitsun" di mana para katekumen yang belum dibaptis pada Paskah akan menerima Sakramen Baptis pada Malam Pentakosta. Liturgi yang dirayakan mirip dengan Liturgi pada Vigili Paskah yang juga meliputi pembacaan 6 (enam) nubuatan dan pemberkatan khusyuk dari kolam baptisan.

Setelah perayaan Pembaptisan, orang yang baru dibaptis akan mengenakan jubah putih (alba putih) yang melambangkan kelahiran baru mereka dalam hidup rahmat. Dengan pemikiran ini, Pentakosta terkait erat dengan perayaan Paskah dan kedatangan Roh Kudus ditekankan dalam kaitannya dengan Sakramen Pembaptisan.

Bagaimana dengan "Pascha Rosatum"

Di kota Roma secara khusus, Hari Raya Pentakosta disebut pula sebagai "Minggu Mawar" (Sunday of the Roses, atau "Pascha Rosatum", atau "Easter Roses").

The Catholic Encyclopedia menjelaskan sejarah kebiasaan ini.

Di Italia, menjadi sebuah kebiasaan untuk menaburkan helai-helai bunga mawar merah dari langit-langit gereja untuk mengingat keajaiban lidah-lidah api pada peristiwa Pentakosta. Karenanya di Sisilia dan tempat lain di Italia, Whitsunday disebut "Pascha Rosatum". Istilah ini berasal dari warna merah dari kasula Imam yang digunakan pada Pentakosta atau Whitsunday.

Gereja paling terkenal yang melanjutkan tradisi ini adalah Gereja Santa Maria dan Para Martir (juga dikenal sebagai Pantheon) di Roma. Penyebutan Sunday of the Roses (“Pascha Rosarum” atau “Pascha Rosatum”), karena di Pantheon, helai-helai bunga mawar merah ditaburkan dari rotunda ke dalam gereja.

Konon tradisi ini dimulai pada tahun 609 Masehi dan dilakukan pada penutup Misa pada hari Minggu Pentakosta. Kebiasaan ini menjadi cara yang indah untuk merayakan sekaligus mengenangkan Turunnya Roh Kudus.

Berikut beberapa foto dan juga video yang bisa menunjukkan keindahan tradisi Pascha Rosatum di Pantheon, Roma, Italia:

Gereja Santa Maria dan Para Martir (juga dikenal sebagai Pantheon) di Roma, Italia yang memiliki tradisi Sunday of the Roses (“Pascha Rosarum” atau “Pascha Rosatum”) pada Hari Raya Pentakosta dengan menaburkan helai-helai bunga mawar merah dari rotunda ke dalam gereja pada akhir Perayaan Ekaristi.














Sumber:

Everything you SHOULD know about Pentecost <https://www.catholic.org/news/hf/faith/story.php?id=75067>

Everything you need to know about Pentecost <https://www.catholicnewsagency.com/news/36152/everything-you-need-to-know-about-pentecost>

8 Things to Know and Share About Pentecost <https://www.ncregister.com/blog/8-things-to-know-and-share-about-pentecost>

Paus tetapkan perayaan Maria yang baru, Bunda Gereja, sehari setelah Pentakosta <https://penakatolik.com/2018/03/04/paus-tetapkan-perayaan-maria-yang-baru-bunda-gereja-sehari-setelah-pentakosta/>

HARI RAYA PENTAKOSTA <https://www.sarapanpagi.org/hari-raya-pentakosta-vt8274.html>

Why is Pentecost called Whitsunday? <https://aleteia.org/2017/06/03/why-is-pentecost-called-whitsunday/>

Why Pentecost is called “Rose Sunday” <https://aleteia.org/2021/05/20/why-pentecost-is-called-rose-sunday/>

Rose Petals At The Pantheon: Pentecost In Rome <https://www.theitalyedit.com/rose-petals-pantheon-pentecost/>


(wlt)

Comments

Popular posts from this blog

Misteri 153 Ikan dalam Penampakan Yesus

Ternyata Ini Lho 7 Hal di Balik Hari Komunikasi Sedunia oleh Gereja!

Mengenal Pesta Stigmata St. Fransiskus Asisi yang Dirayakan Hari Ini