Menemani Bunda Pulang - Renungan Jumat Agung
Dulu, ketika kau mengatakan "ya" untuk mengandung-Nya, kau sudah bingung waktu itu.
Namun kau tetap taat."Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu".
Ketika Ia kaulahirkan di tempat yang tidak layak di palungan pakan hewan, kau bingung,
tapi tetap taat lakukan yang terbaik bagi-Nya.
Ketika Simeon menyatakan padamu bahwa karena Dia, suatu pedang akan menghujam jantungmu,
kau bingung namun tetap taat melakukan yang terbaik bagi-Nya.
Ketika Ia menghilang darimu, kau bingung. Kau temukan Dia di Bait Allah, yang kata-Nya rumah Bapa-Nya.
Kau makin bingung, namun kau tetap taat lakukan yang terbaik bagi-Nya.
Pada waktu Ia memutuskan mulai mewartakan Kerajaan Allah, kau tak bisa membelokkan kehendak-Nya.
Kau bingung tapi tetap taat, lakukan yang terbaik bagi-Nya.
Saat Ia ditangkap, diadili, memanggul salib, kau bingung, tapi tetap taat mengikuti-Nya, melakukan yang terbaik bagi-Nya, yaitu sekedar hadir di mata-Nya.
Saat Ia tergantung di kayu salib, kau bingung, tak tahu harus bersedih model apa lagi yang harus muncul di hatimu.
Namun sambil memandang-Nya tergantung antara bumi dan langit,
kau tetap taat, melakukan yang terbaik bagi-Nya.
Ketika Ia menyerahkanmu ke murid-Nya, dan murid-Nya Dia serahkan padamu,
kau bingung tapi tetap taat pada-Nya.
Saat kau memangku jenazah-Nya di bawah salib, kau mungkin tidak tahu mesti bingung model apa lagi.
Kau hanya tetap taat, lakukan yang terbaik bagi-Nya.
Kini setelah penguburan-Nya, kau pulang ke mana tanpa Dia?
Bunda, izinkan aku mengantar dikau pulang.
Mari tinggal di rumah, biarkan Dia gantian melakukan yang terbaik bagimu, bagiku, bagi kita semua.
Kumetiran, Jumat Agung Covid-19,
10 April 2020.
Sumber:
RD. Yohanes Dwi Harsanto
Pastor Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela, Kumetiran, Yogyakarta
Vikaris Episkopalis Kategorial Keuskupan Agung Semarang
Comments
Post a Comment